Kamis, 02 Mei 2019

BAB VI
PERANCANGAN GAMBAR KERJA DAN LEMBAR KERJA
Dalam bagian ini, kita akan membahas tentang konsep perancangan (desain) dan gambar kerja. Desain dan gambar kera merupakan 2 hal yang tak bias dipisahkan. Oleh karena itu, kita harus mempelajarinya bersanma-sama.
1. Perancangan 
Perancangan atau desain adalah kegiatan menciptakan rencana pembuatan suatu objek dan sistem (seperti yang banyak ditemui di cetak biru arsitektur, gambar rekayasa, proses bisnis, diagram sirkuit, dan lain-lain). Desain memiliki pengertian berbedabeda, tergantung pada bidang ilmunya. Dalam beberapa disiplin ilmu, kegiatan membangun suatu objek secara langsung, seperti desain gratis, juga dianggap sebagai kegiatan perancangan.

Perancangan memegang peranan penting dalam penciptaan suatu objek. Banyak aspek yang menjadi faktor dalam mempertimbangkan sebuah rancangan, seperti aspek keindahan, fungsi, ekonomis, dan social politik. Oleh karena banyaknya aspek-aspek yang dijadikan pertimbangan, maka kegiatan perancangan biasanya dibarengi dengan kegiatan penelitian, perenungan, pemodelan, dan perancangan kembali.
Jadi, kita bisa men an a bahwa perancangan merupakan suatu bentuk abstrak dari benda nyata/fisik. Perancangan adalah kegiatan kreatif yang sarat dengan penemuan.
a. Perancangan sebagai Proses     
Terdapat perbedaan pendapat yang berkaitan dengan proses yang dialami oleh perancang dalam membuat suatu perancangan. Kees Dorst dan Judith Dijkhuis yang merupakan perancang menganggap bahwa "terdapat berbagai macam cara dalam mendeskripsikan proses perancangan". Namun, Kees Dorst dan Judith Dijlkus merangkum perbedaan-perbedaan cara tersebut menjadi 2 model, yakni Model Rasional dan Model Aksi-Sentris.

Di bawah ini merupakan penjelasan berbagai jenis model desain yang berkaitan dengan hakikat desain sebagai proses:

1. Model Rasional Model Rasional adalah model yang dikembangkan oleh Herbert A. Simon. Beliau adalah seorang ilmuwan Amerika. Selain Herbert A. Simon, Model Rasional juga dikembangkan oleh Gerhard Pahl dan Wolfgang Beitz. Mereka adalah dua ahli rekayasa rancangan berkewarganegaraan Jerman.

a. Prinsip Model Rasional Model Rasional menyatakan bahwa:
1. Para perancang berusaha untuk memaksimalkan rancangannya sesuai dengan tujuan dan batasan-batasan suatu produk.
2. Proses perancangan adalah proses yang berdasarkan pada rencana yang telah dibuat.
3. Proses desain hanya bisa dipahami sebagai proses yang dilaksanakan secara bertahap.  Dasar dari model rasional adalah teori rasionalisme. Menurut teori rasionalisme, rancangan adalah hal yang dibuat oleh perancang dengan tujuan untuk mewujudkan rancangan tersebut menjadi informasi yang jelas dan dapat diukur.

b. Tahapan Tahapan proses perancangan dalam Model Rasional Berikut merupakan tahapan-tahapan proses perancangan dalam model rasional:
1. Pengarahan rancangan:
2. Analisis
3. Penelitian
4. Spesifikasi
5. Pemecahan masalah
6. Presentasi
7. Pengembangan rancangan
8. Pengujian
9. Implementasi
10. Evalusasi dan kesimpulan
11. Perancangan kembali

2. Model Aksi-Sentris Model aksi sentris adalah bentuk kritik dari model rasional. Model aksi sentris menyatakan bahwa: 
a. Perancang menggunakan emosi dan imajinasi dalam membuat sebuah rancangan.
b. Proses desain adala proses yang penuh improvisasi (tidak terpaku pada rencana yang saklek).
Model aksi sentris adalah model yang berdasarkan pada teori empiris dan metode Agile. Dalam model ini, perasaan dan imajinasi perancang lebih dihargai. Namun, layaknya model rasional, model aksi sentris juga menganggap bahwa rancangan adalah sekumpulan informasi dan pengetahuan seorang perancang.
Bedanya, model aksi sentris menyatakan bahwa pengetahuan dan informasi tersebut berasal dari sudut pandang perancang tersebut, bukan berasal dari keadaan yang dapat diukur dan diprediksi. Jadi, model aksi sentris lebih menekankan pada pola pemikiran dan profesionalisme perancang dibandingkan dengan kemampuan teknisnya.

b. Jenis-Jenis Perancangan
Berikut mcrupakan jenis-jenis perancangan.
1. Rancangan Produk 
Tujuan dari rancangan produk adalah agar suatu produk dapat memiliki daya guna bagi konsumen. Perancang produk biasanya seseorang yang mengetahui alur kecenderungan konsumen. Kemampuan daya guna suatu rancangan produk biasanya disajikan ke dalam tiga macam ilustrasi, yakni diagram resolusi rendah, flowchart, dan sistem antarmuka sederhana. Perancang produk harus memiliki skala prioritas yang tepat karena mereka tidak memiliki cukup waktu untuk mengeksekusi semua ide yang dimilikinya. Selain itu, perancang produk juga harus mengutamakan kepcntingan konsumen.

2. Rancangan Visual 
Tujuan dari perancangan visual adalah memastikan suatu produk dapat memiliki daya tarik bagi konsumen dalam kaitannya dengan stimulasi panca indera. Rancangan visual adalah rancangan yang mengutamakan keindahan dan subjektifitas perancangnya. Tapi perancang visual akan membuat produk rancangannya menjadi produk yang mudah dikenali. Perancang visual berupaya agar produk tersebut memiliki bentuk visual yang menarik. Seorang perancang visual haruslah seseorang yang memperhatikan detail. Mereka juga harus memiliki kemampuan lebih dalam aspek keterampilan visual, sepertian animasi.

BAB V
PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE

Pembuatan prototype disebut dengan prototyping. Tujuan dari prototyping adalah sebagai penguji daya tahan bentuk usaha yang ingin kita buat. Inovasi bertahap adalah keadaan di mana suatu badan usaha tidak bisa dibuat dalam bentuk prototype. Inovasi bertahap biasanya menyesuaikan keadaan di dunia nyata. Dengan adanya kegiatan prototyping, para wirausahawan, khususnya enterpreneur akan mengetahui keunggulan dan kelemahan badan usaha yang dibangunnya. 

1. Kegiatan Prototyping sebagai Artefak dalam Pembuatan Desain  
Prototype dapat dianggap sebagai bentuk artefak, baik dalam tingkatan berdiri sendiri atau menjadi bagian dalam sebuah desain. Bila dilihat sebagai artefak, prototype mengandung karakteristik sebagai berikut: mendukung kreativitas, membantu pengembang untuk menangkap dan menghasilkan ide, memfasilitasi pengembang dan memberikan informasi yang relevan tentang pengguna prototype. 

Prototype dapat mendorong terjadinya komunikasi dan membantu para wirausahawan dengan konsumen dalam berinteraksi untuk menyempurnakan badan usaha yang dibangun. Kita bisa menganalisa kegiatan prototyping berdasarkan 4 dimensi, yakni:  
A. Dimensi Representusi Dimensi representasi berarti menggambarkan bentuk prototype, misalnya kumpulan kertas, sketsa atau simulasi komputer. Prototyping lebih cenderung kepada pembuatan iklan, produk, dan pertimbangan tempat yang akan digunakan serta perhitungan aspek finansial. 
B. Dimensi Presisi Dimensi presisi menggambarkan tingkat ketelitian prototype yang akan dievaluasi. Dalam dimensi tersebut, prototype dibagi menjadi 3 yakni infonnal, kasar, atau halus 
C. Dimensi Interuktf Dimensi interaktif menggambarkan sejauh mana hubungan antara konsumen dengan prototype yang dibuat oleh seorang wirausaha. d. Dimensi Evolusi Dimensi evolusi menggambarkan prediksi siklus hidup dari suatu prototype, misalnya. prototype tersebut bersifat sekali pakai atau permanen.


BAB IV
Prototype Pada Bisnis Perangkat Keras

A. KONSEP DALAM PROTOTYPE 
          Prototype adalah contoh yang mewakili sebuah model suatu produk. Prototype berfungsi sebagai alat uji suatu konsep atau proses suatu produk sebelum produk tersebut diperbanyak dan dilempar ke pasaran. Prototype biasanya digunakan sebagai alat evaluasi atas desain baru yang dibuat oleh suatu pemsahaan. Nantinya, prototype tersebut akan dianalisasi secara sistematis. Prototype adalah penyajian data berbasis praktik, bukan teori. Prototype adalah pengejawantahan suatu teori. Dalam sebuah perusahaan, perancangan prototype merupakan langkah yang terdapat di antara fonnalisasi dan evaluasi sebuah ide. Kata "prototype" berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “bentuk primitif". Kata tersebut merupakan bentuk netral dari kata Yunani yang berarti "asli, primitif". 

1. Manfaat Prototype dalam Membangun Produk Perangkat Keras 
Kesempurnaan prototype akan berbanding lurus dengan produk akhir. Hal itu sangat terasa pada produk perangkat keras. Dengan adanya portotype, kita bisa melakukan pengujian agar kita bisa mengetahui mana bagian yang masih perlu diberi perbaikan, mana yang sudah bias dipertahankan. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah manfaat prototype dalam kaitannya dengan produk perangkat keras computer : 
a. Prototype Dapat Digunakan Sebagai Alat Uji dan Penyempurnaan Suatu Desain Usaha.
Mungkin ide kita akan bekerja dengan sempuma dalam semua aspek perencanaan. Namun, ketika kita mulai mewujudkannya secara fisik, maka kita akan menemukan kekurangan dalam bentuk usaha yang kita buat. Itulah sebabnya prototype dapat digunakan untuk menguji fungsionalitas ide kita. Kita tidak akan pernah tahu apa yang salah dengan ide yang kita ciptakan sampai kita mengeksekusinya menjadi bentuk yang nyata. 
b. Prototype Berfungsi untuk Menguji Performa Berbagai Bentuk Perencanaan
Sebagai contoh, pembuatan mouse pada komputer membutuhkan pengujian yang disesuaikan dengan bagian-bagiannya. Kita tahu bahwa mouse keomputer memiliki 3 bagian, yakni bagian kulit (bagian terluar), bagian otak (bagian elektronik), dan bagian desain (rancangan mouse). Pengujian yang sempuma atas ketiga bagian tersebut akan menghasilkan produk mouse yang menarik untuk dipandang, dan memiliki kepekaan terhadap perintah yang bagus.

c. Prototype Merupakan Alat Bantu Deskripsi Sebuah Produk 
 Dengan adanya prototype, kita akan lebih mudah mendeskripsikan bentuk usaha kita. Contohnya, dengan prototype, kita akan mengetahui seluk beluk usaha yang kita buat, mulai dari segi legalitas,finansial, dan lain lain. 

d. Prototype dapat Membuat Orang Lain Menganggap Serius Bisnis Kita 
 Ketika kita menjumpai mitra bisnis atau pihak penalang dana, akan menjadi lebih meyakinkan apabila kita stidah menyediakan prototype badan usaha yang kita buat. Dengan itu, kita akan menjadi berbeda dari lusinan orang lain yang datang dengan mitra bisnis atau penalang dana hanya dengan ide abstrak. Akibatnya, kita akan dipandang sebagai profesional yang memiliki tujuan nyata, bukan hanya seorang penemu dengan ide yang potensial.